Kulineran ke Batu: 10 Rasa Tak Terlupakan dari Pegunungan hingga Pinggir Jalan
1. Pos Ketan Legenda 1967: Hangatnya Rasa, Dalamnya
Kenangan
Berlokasi strategis di Alun-Alun Batu, warung ini sudah
puluhan tahun menjadi destinasi favorit pencinta ketan. Topping-nya variatif,
mulai dari durian, susu, hingga keju.
Cerita pengunjung: “Saya ke sini tengah malam, dan tetap saja ramai. Bahkan anak saya yang picky eater suka banget dengan ketan coklatnya.”
![]() |
kuliner malang |
2. Sate Kelinci di Jalur Selecta: Lezat dan Jarang
Ditemui
Kuliner yang satu ini cukup langka di kota lain. Rasanya
mirip sate ayam, tapi lebih lembut dan juicy.
Pengalaman pribadi: “Awalnya saya ragu. Tapi begitu
dicoba, saya langsung pesan tambahan. Saus kacangnya juga nggak pelit.”
3. Depot Susu Ganesha: Nostalgia dalam Setiap Tegukan
Minum susu di sini bukan sekadar melepas dahaga, tapi juga
menyelami rasa-rasa lawas yang jarang ditemukan di kota besar.
Cerita lokal: “Saya dulu langganan ke sini tiap
pulang sekolah. Sekarang, saya bawa anak saya ke tempat yang sama.”
4. Bakso Bakar Khas Batu: Pedasnya Menggoda, Rasanya
Melekat
Bakso bakar memang sudah menyebar ke kota-kota lain, tapi
sensasi makan langsung di kota asalnya tetap beda.
Review pengunjung: “Bakso-nya padat, sambalnya medok,
dan yang paling saya suka: aroma gosongnya bikin ketagihan.”
5. Mie Setan Batu: Pedasnya Nendang, Topping-nya Gila
Mie dengan level pedas mulai dari ramah sampai sadis. Cocok
untuk kamu yang suka tantangan kuliner ekstrem.
Pengalaman pribadi: “Saya pesan level 2 saja sudah bikin keringat ngucur. Tapi rasanya enak banget, dan harganya murah!”
![]() |
kuliner malang |
6. Rawon Daging Warung Sidik: Gelapnya Kuah, Terangnya
Rasa
Kuliner khas Malang ini memang selalu bikin rindu.
Warung Sidik menyajikannya dengan porsi pas dan cita rasa tradisional.
Komentar pelanggan: “Saya orang Surabaya, tapi rawon
di sini punya rasa khas yang beda. Rempahnya kuat, dagingnya empuk.”
7. Rujak Cingur Batu: Petis Medok, Cingur Empuk, Sayur
Segar
Rujak cingur tetap bertahan sebagai makanan jalanan favorit.
Di Batu, kamu bisa menemukannya dengan rasa yang autentik.
Pengalaman pribadi: “Saya suka karena rasa petisnya
pekat, dan tidak amis. Komposisinya pas, tidak dominan satu bahan.”
8. Warung Ikan Bakar Lesehan Bumiaji: Alam dan Rasa
Menyatu
Makan di tengah kebun dengan menu ikan bakar yang dibumbui
sempurna adalah kombinasi yang susah dilawan.
Review pengunjung: “Saya baru tahu tempat ini dari
warga lokal. Ternyata, selain enak, harganya juga masuk akal banget.”
9. Ayam Panggang Bumbu Merah Bu Wati: Rumahan Tapi Juara
Berbeda dari ayam bakar biasa, versi Bu Wati punya bumbu
merah kental yang meresap hingga ke tulang.
Cerita pelanggan: “Saya pernah coba banyak ayam
panggang, tapi yang ini beda. Ada rasa manis gurih khas Jawa Timur yang nempel
banget.”
10. Tahu Lonceng Batu: Renyah di Luar, Lumer di Dalam
Camilan satu ini bisa dibilang ikon Batu. Digoreng dadakan
dan disajikan dengan sambal petis yang gurih.
Pengalaman pribadi: “Setiap ke Batu, saya wajib mampir beli ini. Bahkan teman saya dari Kalimantan sampai nitip oleh-oleh tahu lonceng.”
![]() |
kuliner malang |
✨ Batu dan Rasa yang Tak Terhapus
oleh Waktu
Batu memang dikenal dengan udaranya yang sejuk dan destinasi
wisata alamnya. Namun di balik semua itu, kuliner di kota ini menyimpan rasa
yang menggoda dan tak mudah dilupakan. Dari warung legendaris hingga tempat
kekinian, semuanya menawarkan cerita dan pengalaman yang berbeda.
Kalau kamu berkunjung ke Batu, jangan hanya menjelajahi
alamnya, tapi juga kulinernya. Karena rasa yang kamu temukan di sini adalah
bagian dari warisan khas
Malang yang terus hidup dari generasi ke generasi.