Menjelajahi Ragam Jajanan Malang: Cita Rasa Lokal yang Menggoda Lidah dan Bikin Kangen

Jajananmalang.com - Malang, kota berhawa sejuk di Jawa Timur, terkenal bukan hanya karena wisata alamnya yang memukau, tetapi juga kekayaan kuliner yang menggoda. Dari jajanan tradisional hingga camilan kekinian, semua bisa ditemukan di sudut-sudut kota ini. Tidak heran, banyak wisatawan yang sengaja datang bukan hanya untuk berfoto di alun-alun, tapi juga untuk berburu kuliner lezat yang sulit ditemukan di daerah lain.

Dalam artikel ini, kita akan menyelami ragam jajanan Malang yang terkenal, lengkap dengan kisah di balik rasanya yang khas. Mulai dari jajanan pasar yang sederhana, hingga jajanan modern yang jadi favorit anak muda.





1. Jajanan Pasar Khas Malang: Cita Rasa Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu

Bagi pecinta jajanan tradisional, Malang adalah surga. Di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Besar, Pasar Oro-Oro Dowo, dan Pasar Blimbing, Anda bisa menemukan deretan jajanan yang penuh nostalgia.

  • Kue Putu – Dibuat dari tepung beras dengan isian gula merah, lalu dikukus dalam cetakan bambu, kue putu di Malang biasanya disajikan panas-panas dengan taburan kelapa parut. Aroma harum pandan yang keluar dari kukusannya membuat siapa pun sulit menolak.
  • Klepon – Bola-bola ketan hijau berisi gula merah cair, diselimuti kelapa parut. Saat digigit, sensasi gula merah yang meletup di mulut benar-benar memanjakan lidah.
  • Lemper Ayam – Pulut ketan isi suwiran ayam berbumbu gurih, dibungkus daun pisang. Cocok untuk camilan di pagi atau sore hari.

Banyak pedagang yang sudah berjualan selama puluhan tahun, menjaga resep asli yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Menikmati jajanan pasar di Malang seperti kembali ke masa kecil, di mana rasa dan aroma begitu murni dan tulus.


2. Jajanan Jalanan Malang: Murah, Enak, dan Bikin Nagih

Bagi anak muda dan mahasiswa yang banyak tinggal di Malang, jajanan kaki lima menjadi pilihan favorit. Selain murah meriah, rasanya juga juara.

  • Cilok Malang – Berbeda dengan cilok Bandung yang cenderung kenyal polos, cilok di Malang biasanya diberi isian daging ayam cincang dan disiram saus kacang yang kental.
  • Pentol – Mirip bakso tapi tanpa kuah, pentol di Malang disajikan dengan sambal pedas manis. Ada pentol goreng, pentol bakar, hingga pentol isi keju yang kekinian.
  • Tahu Campur – Perpaduan tahu goreng, lentho, mie, sayuran, dan kuah petis yang khas. Rasanya unik, gurih, dan sedikit manis.

Jajanan jalanan ini banyak ditemukan di sekitar kampus Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, hingga area Kayutangan Heritage.

3. Jajanan Malang Kekinian: Kreativitas Anak Muda yang Menggoda

Tak hanya mempertahankan cita rasa tradisional, Malang juga menjadi tempat lahirnya inovasi kuliner. Banyak anak muda yang kreatif mengolah jajanan klasik menjadi tren baru.

  • Pisang Nugget Malang – Pisang goreng yang dipotong kecil, dilapisi tepung renyah, lalu diberi topping seperti cokelat leleh, keju, atau matcha.
  • Croffle Malang – Perpaduan croissant dan waffle ini sedang naik daun, apalagi jika disajikan dengan topping es krim dan buah segar.
  • Es Kopi Susu Gula Aren – Meski bukan asli Malang, sajian kopi susu ini diolah dengan karakter rasa khas Malang yang lebih ringan dan manis.

Banyak kedai kopi dan food stall di Malang yang menjadikan jajanan ini sebagai menu utama. Tempatnya instagramable, sehingga menarik pengunjung yang ingin nongkrong sekaligus berburu foto cantik.


4. Jajanan Malang di Musim Dingin: Hangat dan Mengenyangkan

Malang punya hawa sejuk, bahkan dingin saat malam hari. Tidak heran jika banyak jajanan hangat yang populer di sini.

  • Bakso Malang – Ikon kuliner Malang yang terkenal hingga ke luar negeri. Bakso di sini punya varian lengkap: bakso urat, bakso halus, bakso isi telur, siomay, tahu, dan pangsit goreng.
  • Angsle – Minuman hangat berisi ketan putih, kacang hijau, mutiara, roti tawar, dan kuah santan jahe. Cocok diminum saat udara dingin menusuk.
  • Ronde Malang – Wedang ronde dengan kuah jahe manis, bola ketan isi kacang, dan tambahan kacang tanah goreng. Rasanya menghangatkan badan dan hati.

Jika Anda berkunjung di malam hari, kawasan Alun-Alun Malang dan Jalan Semeru menjadi lokasi favorit untuk berburu jajanan hangat ini.


5. Cerita Penjual Jajanan Malang: Dari Gerobak Hingga Jadi Ikon Kuliner

Banyak penjual jajanan Malang yang memulai usahanya dari gerobak kecil di pinggir jalan. Misalnya, Pak Rudi, penjual pentol legendaris di daerah Lowokwaru. Ia sudah berjualan sejak tahun 1995, awalnya hanya mengandalkan gerobak dorong. Kini, usahanya berkembang menjadi warung permanen yang selalu ramai.

Cerita seperti ini menunjukkan bahwa jajanan Malang bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari perjuangan hidup dan kreativitas warganya. Itulah yang membuatnya memiliki nilai emosional yang kuat bagi para pelanggan.


6. Tips Berburu Jajanan Malang agar Pengalaman Makin Seru

Agar pengalaman kuliner Anda di Malang lebih maksimal, ada beberapa tips yang bisa diikuti:

  1. Datang pagi ke pasar tradisional – Jajanan segar biasanya cepat habis, jadi datanglah sebelum jam 9 pagi.
  2. Siapkan uang tunai – Banyak penjual jajanan yang belum menerima pembayaran digital.
  3. Jangan takut mencoba yang baru – Malang punya banyak variasi jajanan unik yang belum tentu ada di kota lain.
  4. Tanya rekomendasi warga lokal – Penduduk Malang biasanya tahu spot jajanan terenak yang belum viral.

7. Jajanan Malang sebagai Oleh-Oleh

Tidak lengkap rasanya jika pulang dari Malang tanpa membawa oleh-oleh. Beberapa jajanan yang cocok dijadikan buah tangan antara lain:

  • Keripik Tempe Sanan – Renyah dan gurih, dengan berbagai varian rasa seperti original, balado, dan keju.
  • Bakpao Sayang – Lembut dengan isian kacang hijau, cokelat, atau daging.
  • Strudel Malang – Pastry isi buah seperti apel, nanas, atau stroberi.

Banyak toko oleh-oleh di Malang yang menyediakan kemasan cantik sehingga jajanan ini aman dibawa pulang.


Jajanan Malang adalah potret keberagaman rasa, mulai dari manis, gurih, pedas, hingga hangat, yang semuanya melekat pada identitas kota ini. Setiap gigitannya menyimpan cerita, setiap aromanya membangkitkan kenangan, dan setiap penjualnya punya kisah perjuangan. Tidak heran jika siapa pun yang pernah merasakannya akan selalu ingin kembali.

 

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel