Rasa yang Tak Terlupakan: 20 Makanan Malang Legendaris dan Favorit Wisatawan

1. Rawon Nguling: Aroma Khas yang Melekat di Ingatan

Tak lengkap membahas makanan Malang tanpa menyebut Rawon Nguling. Warung legendaris yang sudah berdiri sejak 1942 ini menyajikan rawon dengan kuah hitam pekat dan irisan daging empuk.

Pengalaman pribadi saya saat mencicipi rawon ini sungguh berkesan. Duduk di meja kayu klasik, ditemani tempe goreng renyah dan sambal terasi yang menggugah selera, suasananya seperti membawa kembali ke masa kecil. Bahkan turis asing di meja sebelah memotret makanannya dan berkata, “Ini comfort food terbaik yang pernah saya coba di Indonesia.”


Kuliner Legendaris


2. Bakso Bakar Trowulan: Rasa Pedas Gurih yang Bikin Ketagihan

Bakso Malang memang sudah terkenal seantero Nusantara. Tapi bakso bakar? Itu ciri khas Malang yang bikin penasaran.

Bakso Bakar Trowulan menjadi pelopor bakso bakar dengan bumbu olesan khas. Dipanggang dengan arang, lalu disiram sambal pedas manis, rasanya bikin lidah tak bisa berhenti. Pengunjung bahkan rela antre panjang sore hari untuk sekadar mendapatkan seporsi.


3. Depot Hok Lay: Lumpia dan Fosco Ikonik

Depot Hok Lay menyimpan nostalgia dalam setiap piring yang disajikan. Menu andalannya adalah Lumpia Semarang dan Fosco, minuman jadul dari susu cokelat dalam botol soda.

Pertama kali ke sini, saya diajak teman yang asli Malang. Ia berkata, “Kalau mau ngerasain Malang zaman dulu, Hok Lay tempatnya.” Interior lawas dan pelayanan hangat memang membuat tempat ini terasa seperti rumah.


4. Tahu Lontong Lonceng: Sederhana Tapi Menggoda

Berada di dekat Alun-Alun, warung tahu lontong legendaris ini selalu ramai dikunjungi. Lontong lembut, tahu goreng garing, dan kuah petisnya yang khas menjadi kombinasi sederhana tapi bikin nagih.

Seorang mahasiswa UB yang saya temui di sana berkata, “Tiap minggu pasti ke sini. Rasanya gak berubah dari dulu.”


5. Ronde Titoni: Hangatkan Malam dengan Cita Rasa Tradisional

Dingin malam Malang terasa hangat setelah mencicipi wedang ronde dari Titoni yang sudah berdiri sejak 1948. Kuah jahe yang kuat dipadukan dengan bola ketan isi kacang benar-benar menyentuh hati.

Saya sempat ngobrol dengan pemilik generasi ketiganya, dan beliau bilang, “Ronde ini resep keluarga. Gak pernah diubah dari awal.”


6. Soto Ayam Lombok: Pedasnya Bikin Kangen

Berlokasi di Jalan Lombok, Soto Ayam Lombok ini punya kuah kental kuning dengan potongan ayam kampung yang juicy. Tambahan koya dan sambal bikin rasanya makin nendang.

Kelebihannya? Porsi besar dan rasa autentik. Cocok buat yang datang habis naik kereta malam.

Kuliner Legendaris

7. Orem-Orem Khas Malang: Sajian Unik Berbahan Tempe

Jarang ditemukan di kota lain, Orem-orem adalah makanan tradisional Malang berbahan dasar tempe goreng, disiram kuah santan dan sambal. Biasanya disajikan dengan irisan ketupat dan telur rebus.

Cita rasanya gurih dan pedas. Warga lokal biasa sarapan dengan orem-orem di pasar-pasar tradisional.


8. Nasi Buk Madura: Perpaduan Khas di Tengah Kota Malang

Walaupun berasal dari Madura, Nasi Buk menjadi favorit warga Malang. Campuran daging empal, sambal petis, dan sayur nangka muda di atas nasi hangat memberi cita rasa luar biasa.

Di warung kecil dekat Pasar Besar, saya sempat mendengar ibu-ibu berkata, “Kalau pagi gak makan Buk, rasanya ada yang kurang.”


9. Sate Gebug: Lembutnya Daging yang Dimasak dengan Palu

Sate ini unik karena daging sapi yang digunakan dipukul hingga pipih, lalu dibakar dengan bumbu manis gurih. Teksturnya lembut dan bumbunya meresap sampai ke dalam.

Letaknya di Jalan Dr. Cipto, dan sudah eksis sejak 1920-an!


10. Sego Resek: Nasi Goreng Sisa yang Justru Dicari

Namanya mungkin terdengar “jorok”, tapi ini justru jadi daya tariknya. Sego Resek adalah nasi goreng dengan sayur dan sisa lauk dari pagi hari, dibumbui ala warung.

Tempat favoritnya ada di dekat SMA Tugu. Antriannya panjang setiap malam.


11. Pos Ketan Legenda 1967: Manis, Legit, dan Ikonik

Berlokasi di Batu, Pos Ketan menyajikan ketan dengan berbagai topping seperti susu kental, keju, meses, hingga durian. Menjadi ikon wisata kuliner malam.

Setiap ke Batu, saya selalu menyempatkan mampir. Suasananya hangat, ramai, dan sangat cocok untuk nongkrong santai.


12. Nasi Jagung Jagoan: Tradisi dan Gizi dalam Satu Piring

Nasi jagung adalah makanan tradisional yang kembali naik daun karena lebih sehat. Disajikan dengan sayur urap, ikan asin, dan sambal terasi.

Saya mencobanya di Pasar Oro-Oro Dowo dan rasanya sungguh membumi.


13. Pecel Kawi: Pecel Khas Malang yang Melegenda

Pecel Kawi dikenal karena sambalnya yang legit dan gurih. Sejak 1975, warung ini jadi langganan banyak tokoh nasional. Bahkan Pak Jokowi pernah disebut-sebut makan di sini.


14. Cwie Mie: Mi Ayam Versi Malang yang Lembut

Berbeda dari mi ayam biasa, cwie mie disajikan dengan ayam cincang halus dan kuah bening. Cita rasa gurihnya ringan dan tidak bikin eneg.

Paling enak disantap saat pagi atau sore hari di kedai-kedai sekitar kawasan Ijen.


15. Tahu Telor Bareng: Gurih dan Kriuk dalam Satu Gigitan

Tahu goreng, telur dadar, lontong, dan sambal kacang? Kombinasi maut! Rasanya mirip tahu campur tapi dengan porsi telor lebih banyak.

Biasanya dijual di kaki lima sekitar Lapangan Bareng.


16. Bakso President: Sensasi Makan Sambil Dengar Kereta Lewat

Bakso President bukan sekadar bakso. Lokasinya di samping rel kereta jadi daya tarik tersendiri. Pengunjung bisa makan sambil mendengar kereta lewat beberapa meter dari meja.

Menu favorit: bakso urat dan bakso bakar.

Kuliner Legendaris

17. Rujak Cingur: Kombinasi Ekstrem Tapi Nikmat

Tak semua orang suka rujak cingur, tapi bagi pecintanya, rasa petis dan cingur (hidung sapi) itu nagih! Disajikan dengan lontong, tahu, tempe, dan sayuran rebus.

Coba cari di kawasan Pasar Besar. Banyak penjual legendaris di sana.


18. Nasi Pecel Rawon: Dua Rasa, Satu Piring

Ingin sesuatu yang beda? Coba nasi pecel yang disiram dengan kuah rawon. Kombinasi unik ini populer di Malang dan disukai semua usia.


19. Angsle: Wedang Malang yang Menenangkan

Mirip dengan ronde, tapi isinya lebih lengkap: roti tawar, kacang hijau, mutiara, dan kuah santan jahe. Cocok diminum saat malam dingin.


20. Lontong Cap Gomeh: Kuliner Peranakan yang Mengakar

Disajikan saat Imlek, tapi kini mudah ditemukan di berbagai warung tradisional Malang. Kombinasi lontong, opor, telur pindang, dan sambal goreng ati sungguh menggoda.

 

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel