Menjelajah Rasa: 15 Kuliner Malang yang Bikin Kangen Setelah Pulang

1. Nostalgia Rasa di Pecel Kawi

Bagi banyak orang, kuliner legendaris adalah jembatan kenangan. Pecel Kawi adalah salah satunya. Berdiri sejak 1975, tempat ini bukan sekadar warung, tapi warisan rasa yang diturunkan lintas generasi. Bayangkan: nasi hangat, disiram bumbu kacang kental, disertai peyek renyah dan oseng tempe.

Seorang teman saya asal Bandung yang baru pertama kali ke Malang berkata, “Pecel di sini beda. Ada wangi daun jeruk yang bikin segar, nggak terlalu manis seperti di Jawa Tengah.” Dia langsung bungkus dua porsi untuk bekal jalan.

Kuliner Malang


2. Bakso President: Menikmati Kuah di Samping Rel Kereta

Kalau belum makan di Bakso President, rasanya belum sah ke Malang. Letaknya unik—tepat di pinggir rel kereta. Kadang suara kereta lewat jadi backsound makan bakso. Bukan gangguan, justru pengalaman tersendiri.

Saya ingat waktu itu hujan gerimis, dan kuah bakso panas langsung menghangatkan badan. Baksonya padat, uratnya renyah, dan gorengan-nya jadi pelengkap wajib. Di meja sebelah, ada wisatawan dari Makassar bilang, “Kalau Bakso President buka cabang di Sulawesi, pasti langsung rame.”


3. Rawon Nguling: Kuah Hitam Penuh Cerita

Rawon bukan sekadar makanan, tapi kisah dalam semangkuk kuah hitam. Rawon Nguling jadi destinasi wajib pencinta kuliner. Dagingnya empuk, kuahnya pekat dengan aroma kluwek khas, dan sambal rawitnya pedas menggigit.

“Saya tiap ke Malang pasti mampir ke sini,” kata seorang pelanggan yang duduk di sebelah saya. “Rawon di tempat lain gak ada yang sepekat ini kuahnya.”

Rasanya tidak berlebihan. Warung yang satu ini bahkan dikunjungi pejabat dan selebritas nasional.


4. Sego Resek Kasin: Nasi Goreng dengan Suasana Malam

Malam hari di Malang punya daya tarik sendiri, terutama di Sego Resek Kasin. Disebut "resek" karena tampilannya yang “acak-acakan”, namun rasa dan aromanya memikat.

Warung ini buka malam hari, ramai oleh warga lokal dan mahasiswa. Nasinya digoreng bersama ayam, telur, kol, dan rempah-rempah. Disajikan panas-panas di atas piring daun. Saya pernah antre hampir 40 menit, tapi semuanya terbayar tuntas.

Kuliner Malang

5. Toko Oen: Gaya Kolonial dan Es Krim Legendaris

Dibuka sejak 1930-an, Toko Oen menyajikan nuansa tempo doeloe. Interiornya masih mempertahankan gaya kolonial. Es krim rumahan menjadi menu andalan, seperti Tutti Frutti atau Banana Split.

Saya duduk di kursi rotan tua, menikmati es krim sambil membaca buku. Ada turis asal Belanda di meja sebelah yang tersenyum melihat menu lawas yang sebagian masih berbahasa Belanda. “Feels like home,” katanya.


6. Pos Ketan Legenda Batu: Manisnya Malam di Alun-Alun

Kalau kamu jalan-jalan malam ke Batu, jangan lewatkan Pos Ketan Legenda 1967. Dari ketan susu hingga ketan durian, semua punya ciri khas manis dan lembut. Apalagi disantap di malam hari dengan hawa sejuk Kota Batu.

Saya suka ketan bubuk kedelai, simpel tapi bikin nagih. Di sekitar, pengunjung sibuk memotret makanan dan langit malam. Kata salah satu pengunjung dari Jakarta, “Suasana di sini tuh nggak bisa dibeli, cuma bisa dirasakan.”


7. Ronde Titoni: Hangatnya Malang di Tengah Malam

Malang dikenal dingin saat malam. Saat itu, segelas wedang ronde dari Ronde Titoni jadi penghangat yang pas. Dengan isian ronde ketan, kacang, dan kuah jahe, tempat ini sudah jadi langganan sejak 1948.

Saya ajak teman dari luar kota ke sini. Awalnya dia ragu, tapi setelah suapan pertama, dia langsung bilang, “Ini seperti pelukan dalam mangkok.”


8. Soto Ayam Lombok: Warung Sederhana yang Selalu Ramai

Meski namanya "Lombok", soto ini khas Malang. Kuahnya bening dan gurih, disajikan dengan suwiran ayam kampung, perkedel, dan sambal segar.

Di jam makan siang, jangan kaget kalau tempat ini penuh sesak. Tapi pelayanan tetap cepat. Banyak pelanggan langganan sejak masih kuliah hingga kini bawa anak-anak mereka.


9. Depot Gang Djangkrik: Chinese Food Rasa Lokal

Meskipun spesialis Chinese food, Depot Gang Djangkrik punya rasa yang sudah beradaptasi dengan lidah lokal. Menu andalan seperti capcay, fuyunghai, dan mie goreng spesial selalu ramai dipesan.

Porsinya besar, cocok buat makan keluarga. Kalau ke sini, saya selalu pesan mie goreng seafood dan es jeruk asli. Tempatnya juga bersih dan pelayanannya cepat.


10. Sate Gebug: Daging Sapi yang Dipukul Dulu Baru Dibakar

Salah satu kuliner unik di Malang adalah Sate Gebug. Sebelum dibakar, daging sapi dipukul-pukul agar empuk—itulah asal nama “gebug”. Disajikan dengan bumbu kacang kental dan lontong.

Saat pertama kali mencoba, saya kaget karena dagingnya selembut tahu. Aroma bakarnya menggoda banget. Tempat ini tidak banyak berubah sejak puluhan tahun lalu, tetap sederhana dan otentik.

Kuliner Malang

11. Warung Subuh: Surga Kuliner 24 Jam

Kalau kamu kelaparan jam 3 pagi, Warung Subuh jadi penyelamat. Semua jenis lauk dan sambal tersedia. Dari ayam goreng, paru, hingga sambal terasi yang nendang banget.

Lokasinya strategis dan mudah diakses. Banyak driver ojek online dan mahasiswa yang jadi pelanggan setia.


12. Ayam Nelongso: Murah, Pedas, dan Viral

Ingin makanan kekinian yang pedas membara? Ayam Nelongso jawabannya. Warung ini viral karena sambalnya yang “sadis” dan harga super ramah.

Dengan Rp10 ribuan, kamu sudah bisa makan ayam dengan nasi dan sambal sepuasnya. Cocok banget buat anak kost.


13. Nasi Buk Madura di Pasar Besar

Nasi Buk adalah warisan kuliner Madura yang kini menjamur di Malang. Salah satu yang paling enak ada di Pasar Besar. Nasinya disiram kuah santan, dilengkapi daging, paru, sambal, dan kerupuk udang.

Pagi-pagi makan ini, dijamin kenyang sampai siang. Dan yang paling menarik, semua masih dimasak dengan cara tradisional.


14. Tahu Telor Bareng: Rasa Lawas, Harga Bersahabat

Berada di daerah Bareng, warung ini menyajikan tahu telor yang gurih manis dengan siraman bumbu kacang encer. Meskipun tampil sederhana, rasanya bikin ketagihan.

Saya selalu minta tambah kerupuk dan sedikit sambal. Jangan lupa, warung ini mulai buka sore hingga malam, jadi pas untuk makan malam santai.


15. Sambal Mbok Jayus: Untuk Pecinta Pedas Sejati

Jika kamu penyuka sambal, wajib mampir ke Sambal Mbok Jayus. Pilihan sambalnya lebih dari 20 jenis. Mulai dari sambal ijo, sambal terasi, sampai sambal mangga.

Saya pernah mencoba 5 sambal sekaligus, dan pulang dengan perut puas (dan sedikit berkeringat). Tempat ini kini makin viral dan sudah buka cabang.

 

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel