Mencicip Jejak Rasa: 15 Kuliner Malang yang Tak Hanya Enak Tapi Punya Cerita

Jajananmalang.com - Malang bukan sekadar kota wisata sejuk di kaki Gunung Semeru, tapi juga tanah penuh rasa yang menyimpan cerita lewat kulinernya. Jika kamu datang hanya untuk swafoto di taman atau kebun teh, maka kamu belum benar-benar mencicip Malang. Di balik warung-warung sederhana dan deretan gerobak di pinggir jalan, ada rasa yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dalam artikel ini, kami mengajak kamu menyusuri 15 kuliner Malang yang tidak hanya enak, tetapi juga menyimpan kisah yang layak diceritakan kembali. (📌 Tautan “kuliner Malang” mengarah ke Jajananmalang.com)

Kuliner Malang




1. Rawon Rampal: Kuah Hitam, Rasa Tak Terlupakan

Berlokasi di Jalan Panglima Sudirman, Rawon Rampal sudah berdiri sejak 1957. Antrean panjang di pagi hari bukan pemandangan aneh.

Saya datang sekitar pukul 10 pagi, dan antrean sudah mengular. Di tengah antre, saya ngobrol dengan Bu Ani, pelanggan lama. “Sudah langganan sejak zaman suami masih pacaran,” katanya sambil tertawa. Setelah mencicip, saya paham kenapa orang rela antre: daging empuk, kuah kluwek kental, dan sambal terasinya menggetarkan lidah.


2. Depot Hok Lay: Es Fosco dan Lumpia Legendaris

Warung tua ini berdiri sejak 1946 dan masih mempertahankan interior kunonya. Menu favoritnya? Lumpia Semarang dan Es Fosco, minuman cokelat soda susu dalam botol kaca.

Tempat ini serasa mesin waktu. Dari bangku tua hingga aroma lumpia yang digoreng langsung di depan mata. “Saya pertama kali diajak Bapak ke sini tahun 1992. Sekarang saya ajak anak saya,” kata Pak Darto, pelanggan setia.


3. Bakso President: Di Sisi Rel, Di Hati Semua Orang

Bakso President terkenal bukan hanya karena rasanya, tapi juga karena lokasinya yang unik: tepat di pinggir rel kereta api. Saat kereta lewat, meja-meja bergetar. Sensasi makan bakso sambil ditemani gemuruh lokomotif sungguh tak terlupakan.

Baksonya sendiri punya cita rasa yang padat—khususnya bakso bakar dengan bumbu kecap pedas manis yang meresap.


4. Pos Ketan Legenda 1967: Manisnya Malang di Setiap Gigitan

Berada di kawasan Alun-Alun Batu, Pos Ketan jadi favorit wisatawan. Pilihan rasa mulai dari original hingga keju, durian, dan green tea.

Suatu malam, saya ke sana dan melihat sekelompok mahasiswa asing tertawa sambil menyuap ketan keju susu. Salah satu dari mereka berkata, “It tastes like sticky rice from home, but sweeter and warmer.”

Kuliner Malang

5. Tahu Lontong Lonceng: Rasa Klasik, Tempat Ikonik

Tidak jauh dari Pasar Besar, Tahu Lontong Lonceng hadir sejak tahun 1935. Bumbunya sederhana—kacang, bawang putih, cabai, dan petis—tapi kombinasi itu membekas lama di lidah.

Waktu saya ke sana, seorang bapak tua sedang duduk sendiri, makan perlahan. “Saya biasa makan di sini sama istri, sekarang saya datang sendiri,” katanya sambil tersenyum. Ada rasa haru yang tak tertulis dalam sambal kacangnya.


6. Warung Ronde Titoni: Hangatkan Tubuh dan Kenangan

Saat malam mulai turun dan angin Malang menggigit, semangkuk ronde dari Warung Titoni menjadi penawar paling manjur. Berada di Jl. Zainul Arifin sejak 1948, ronde jahe mereka hangat, manis, dan menenangkan.


7. Soto Geprak Mbah Djo: Tradisi yang Menggelegar

Soto daging yang disajikan bersama nasi dan sambal geprak—sambal super pedas yang “digeprek” manual di atas cobek. Rasanya? Menggugah selera dan membuat keringat bercucuran. Cocok buat kamu pencinta tantangan.


8. Pecel Kawi Hj. Musilah: Pagi-Pagi yang Berwarna

Sarapan terbaik versi warga Malang: Pecel Kawi. Sejak 1975, warung ini menyajikan nasi pecel lengkap dengan rempeyek dan tempe goreng. Bumbu kacangnya kental dan manis gurih.


9. Sate Landak Bu Ria: Ekstrem, tapi Halal

Ingin mencoba sesuatu yang tidak biasa? Sate landak dan biawak di sini terkenal. Dagingnya empuk dan tidak berbau. Meski tidak semua orang berani, tapi banyak yang datang karena penasaran.


10. Sego Resek: Kotor Tapi Nikmat

Namanya unik karena “resek” artinya sampah, tapi bukan karena makanan ini kotor. Justru sebaliknya, campuran nasi, sayur, dan bumbu khas ini kaya rasa. Disajikan malam hari di belakang SMA Tugu.

Kuliner Malang

11. Ayam Nelongso: Murah, Meriah, Menyiksa Lidah

Warung kekinian yang cocok untuk mahasiswa. Ayam geprek dengan sambal super pedas dan harga bersahabat. Antrian panjang menjadi bukti kepopulerannya di kalangan anak muda.


12. Cwie Mie Malang: Mi Halus dengan Taburan Ayam Cincang

Cwie mie adalah mi khas Malang yang mirip mi ayam, tapi lebih ringan dan segar. Disajikan dengan kuah bening, pangsit goreng, dan selada.


13. Warung Subuh: Surga Makan Tengah Malam

Buka dari tengah malam hingga pagi, Warung Subuh menyediakan aneka lauk seperti ayam goreng, babat, usus, dan sambal mentah. Cocok buat kamu yang lapar usai begadang atau pulang nongkrong.


14. Warung Lama Haji Ridwan: Rawon dan Semur Lawas

Di Pasar Besar, warung ini menyajikan rawon, semur daging, dan nasi campur dengan cita rasa tempo dulu. Bangunannya pun masih mempertahankan arsitektur kolonial.


15. Nasi Buk Suroboyo: Campur Rasa Timur

Meski bernama “Suroboyo,” warung ini populer di Malang karena sambal merahnya yang nendang. Disajikan dengan daging, paru, dan telor dadar, nasi buk di sini selalu ramai.


Kalau kamu ingin merasakan pengalaman kuliner yang lebih dari sekadar kenyang, kuliner Malang adalah jawabannya. Kota ini menyajikan rasa, memori, dan cerita dalam setiap suapan. Tak heran jika banyak orang kembali ke Malang bukan hanya untuk udaranya, tapi juga untuk jejak rasa yang menempel di hati.

 

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel