🎒 Jejak Rasa di Kota Apel: Eksplorasi Kuliner Khas Malang dari Pagi Hingga Malam

Jajananmalang.com - Kota Malang bukan hanya dikenal dengan udaranya yang sejuk dan destinasi wisata alamnya, tapi juga punya kekayaan rasa yang sulit dilupakan. Dari pagi hingga malam, kota ini menawarkan ragam kuliner yang menggoda lidah. Mari kita ikuti jejak rasa yang tersebar di setiap sudut kota.

Kuliner Khas Malang Kota


🌅 Pagi Hari: Hangatkan Perut dengan Cwie Mie dan Rawon Dengkul

Sebelum memulai hari menjelajah Malang, warga lokal biasa mengisi perut dengan Cwie Mie. Berbeda dari mie ayam biasa, Cwie Mie punya tekstur lebih halus, disajikan dengan daging ayam cincang dan keripik pangsit yang kriuk.

“Saya biasanya sarapan di Depot Pangsit Mie Bromo Pojok. Cwie Mie-nya ringan, gurih, dan nggak bikin eneg. Ditambah kerupuk pangsit yang renyah—kombo sempurna buat pagi yang dingin,” cerita Nita, mahasiswa asal Surabaya yang kuliah di Malang.

Tak jauh dari situ, Rawon Dengkul jadi favorit para pekerja dan wisatawan. Warna hitam kuah kluwek berpadu dengan empuknya dengkul sapi, menghasilkan rasa khas yang kaya rempah.


☀️ Siang Hari: Sensasi Bakso Bakar dan Rujak Cingur yang Melegenda

Datang ke Malang tanpa mencicipi Bakso Bakar rasanya seperti ke Jogja tanpa gudeg. Salah satu tempat legendaris adalah Bakso Bakar Pak Man, yang menyajikan bakso ditusuk lalu dibakar dengan bumbu rahasia.

“Saya datang pas jam makan siang, dan antrean sudah mengular. Tapi worth it banget! Rasa baksonya smokey dan bumbunya meresap. Bahkan ada wisatawan dari Medan di meja sebelah yang katanya rela ke Malang cuma buat makan ini,” ujar Rizky, seorang food vlogger.

Sementara itu, Rujak Cingur hadir sebagai opsi segar dan pedas di siang hari. Campuran irisan buah, sayur, tahu, tempe, dan potongan mulut sapi (cingur), berpadu dengan sambal petis yang menggigit. Banyak warung rujak legendaris tersebar di daerah Kasin dan Oro-Oro Dowo.

Kuliner Khas Malang Kota

🍂 Sore Hari: Jalan-Jalan Santai dengan Tempe Mendol dan Wedang Angsle

Menjelang sore, warga lokal biasa ngemil Tempe Mendol—olahan tempe fermentasi yang dibumbui lalu digoreng. Gurih, sedikit pedas, dan cocok disantap sambil nongkrong.

Kalau cuaca mendung, Wedang Angsle bisa jadi pilihan yang menenangkan. Minuman hangat khas Malang ini berisi kacang hijau, petulo (sejenis putu mayang), ketan, dan kuah santan manis. Tempat legendaris yang menjual angsle enak adalah Wedang Angsle Rombengan di daerah Alun-Alun Kidul.


🌃 Malam Hari: Wisata Rasa di Pasar dan Warung Tua

Malam hari di Malang adalah surganya para pemburu kuliner malam. Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah Sego Goreng Mawut—nasi goreng khas yang dicampur mie, telur, dan sambal ulek.

“Saya suka ke Warung Ijo di belakang Stasiun Kota Baru. Tempatnya sederhana, tapi rasa mawut-nya nendang. Sambalnya khas, dan nasinya nggak terlalu berminyak. Pengalaman makannya otentik banget,” kata Bayu, backpacker dari Solo.

Kalau ingin suasana lebih ramai, datanglah ke Pasar Klojen Malam. Di sini tersedia camilan seperti Lumpia Basah Malang, Cilok Kuah Pedas, hingga Kue Putu yang masih berbunyi khas saat dikukus.

Kuliner Khas Malang Kota

🏞️ Kuliner Sekitar Wisata Alam: Coban Rondo Hingga Batu Night Spectacular

Malang punya daya tarik wisata alam yang menyatu dengan kuliner lokal. Di area Coban Rondo, misalnya, tersedia warung-warung sederhana yang menyajikan Nasi Jagung, Sayur Lodeh, dan Pepes Ikan khas desa-desa lereng gunung.

Sementara itu, di sekitar Batu Night Spectacular (BNS), banyak food truck menjajakan jajanan kekinian seperti Tahu Krispi Lava, Sosis Bakar Mozarella, dan Martabak Tipis Garing isi KitKat.

“Saya suka beli jagung bakar manis pedas di sekitar BNS. Udah dingin-dingin, makan jagung hangat, terus lihat lampu warna-warni—momen yang bikin kangen Malang,” cerita Yuni, wisatawan dari Bandung.


🔍 Rekomendasi Kuliner Tersembunyi: Dari Gang Sempit Hingga Teras Rumah

Tak hanya kuliner terkenal, Malang juga menyimpan permata tersembunyi. Di gang sempit Jalan Galunggung, ada warung Soto Kikil Ibu Min yang buka sejak 1983. Tempatnya kecil, tapi rasa sotonya bikin orang datang lagi dan lagi.

Di daerah Blimbing, ada pula rumah penduduk yang menjual Tahu Petis homemade setiap sore. Hanya diketahui lewat mulut ke mulut, tahu ini punya tekstur lembut dan petis yang tajam tapi tidak enek.

 

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel