Jelajah Rasa di Jantung Malang: 15 Kuliner Khas yang Menggoda Selera
1. Cwie Mie Malang yang Tak Pernah Mati Gaya
Cwie mie adalah ikon sejati dari kuliner khas Malang.
Tekstur mienya halus, disajikan dengan ayam cincang berbumbu gurih dan sambal
rawit yang pedas segar. Tidak seperti mie ayam biasa, cwie mie terasa lebih
ringan namun kaya rasa.
Saya pernah mencoba Cwie Mie di Depot Hok Lay, suasananya klasik dan pengunjungnya tak pernah sepi. Yang menarik, depot ini sudah berdiri sejak 1946!
![]() |
Kuliner Legendaris |
2. Bakso Bakar: Inovasi Nikmat yang Berasal dari Malang
Bukan rahasia lagi kalau bakso menjadi primadona kuliner
Indonesia. Namun, Malang punya versi unik: bakso bakar. Disajikan
setelah dibakar dengan olesan kecap manis pedas, menghasilkan aroma smokey yang
menggoda.
Warung legendaris seperti Bakso Bakar Pak Man di Jl. Diponegoro adalah tempat
wajib mampir bagi penggemar bakso.
3. Rawon Nguling, Hitam Legam Nan Lezat
Rawon Nguling memang sudah melegenda. Kuah hitamnya dari
kluwek menghasilkan rasa khas yang kaya dan dalam. Disajikan dengan nasi
hangat, tauge pendek, sambal terasi, dan empal goreng.
Saya datang ke cabang Rawon Nguling yang di dekat Stadion
Gajayana. Pelayanannya cepat, dan rasa rawonnya benar-benar memuaskan—tidak
terlalu asin, pas di lidah.
4. Orem-Orem: Santan dan Tempe yang Bercerita
Orem-orem adalah semangkuk santan hangat dengan irisan tempe
goreng, tahu, dan ayam suwir.
Saat saya menyantap orem-orem di Warung Bu Nur, saya merasa
sedang menikmati sepenggal sejarah. Di dinding terpajang foto-foto lama Malang
tempo dulu. Menurut Bu Nur, warungnya sudah berdiri sejak 1968 dan tetap
memakai kayu bakar untuk menjaga cita rasa.
5. Tahu Lontong Lonceng
Kuliner ini sederhana: tahu goreng, lontong, tauge, bumbu
kacang, dan kerupuk. Tapi rasa gurih-manisnya bikin nagih. Terletak di Jl.
Laksamana Martadinata, warung ini sudah buka sejak zaman Belanda.
6. Mendol Tempe: Camilan Kering Berbumbu Tajam
Mendol adalah tempe yang dihaluskan dan dibumbui dengan
bawang, kencur, cabai, lalu digoreng. Cocok jadi pendamping rawon atau nasi
jagung.
Saya pernah beli mendol di Pasar Oro-Oro Dowo, rasanya lebih pedas dari biasanya, khas buatan tangan ibu-ibu lokal.
![]() |
Kuliner Legendaris |
7. Sate Kelinci di Batu yang Melekat di Ingatan
Malang tidak hanya tentang kota, tapi juga Batu. Di sana,
sate kelinci jadi primadona.
Sate ini empuk dan disajikan dengan sambal kacang plus lontong. Banyak warung
menyajikannya di sekitar Alun-Alun Batu, tapi saya merekomendasikan yang dekat
Selecta, karena dagingnya selalu fresh.
8. Nasi Pecel Kawi
Pecel khas Malang punya bumbu kacang yang lebih encer dan
ringan. Di Jl. Kawi Atas, kamu bisa menemukan Warung Pecel Kawi yang selalu
ramai sejak pagi.
Saya pernah berbincang dengan pelanggan setia warung ini,
katanya dia sudah makan di sana sejak 1985.
9. Rujak Cingur Malang: Versi Lembut dan Bersih
Rujak cingur ala Malang punya cita rasa lebih halus
dibanding Surabaya. Cingurnya empuk dan bersih tanpa bau menyengat. Biasanya
disajikan dengan kerupuk puli dan lontong.
10. Sempol Ayam: Jajanan Hits Anak Sekolah
Sempol adalah jajanan kaki lima dari campuran ayam giling
dan tepung yang digoreng lalu dicelup ke saus. Cocok buat camilan sore.
Saya beli sempol di depan SMA 3 Malang, dan rasanya lebih
renyah karena langsung digoreng di tempat.
11. Bakso Malang Original
Tak lengkap tanpa mencicipi bakso Malang lengkap:
bakso halus, bakso kasar, siomay, tahu, gorengan, dan kuah kaldu tulang.
Bakso President dan Bakso Kota Cak Man adalah tempat paling sering disebut
wisatawan. Tapi versi bakso kampung di belakang Pasar Besar juga tak kalah
enak.
12. Sego Goreng Mawut
Mawut artinya campur aduk. Sego goreng ini dicampur mie,
telur, dan sayuran. Rasanya gurih dengan sedikit rasa gosong dari wajan yang
dipanaskan.
Penjual favorit saya ada di dekat Stasiun Kota Baru. Malam hari, warung ini ramai oleh tukang ojek dan mahasiswa.
![]() |
Kuliner Legendaris |
13. Soto Ayam Lombok
Dinamai dari Jl. Lombok, bukan pulau. Soto ini berkuah
bening, berisi ayam suwir, telur rebus, dan taburan bawang goreng.
Soto Ayam Lombok H. Djamhari sudah berdiri sejak 1955. Rasa
sotonya ringan, cocok untuk sarapan.
14. Puthu Lanang Celaket
Jajanan tradisional dari tepung beras dan gula merah ini
dikukus di bambu kecil. Penjualnya ada di Jl. Jaksa Agung Suprapto dan telah
berjualan sejak 1935.
Puthu-nya hangat dan aroma daun pandan-nya kuat sekali. Antriannya panjang,
tapi worth it.
15. Angsle dan Ronde
Minuman hangat malam hari yang berisi roti, kacang hijau,
ketan, dan jahe hangat.
Angsle favorit saya adalah di daerah Toko Oen, rasanya bikin
badan hangat dan cocok banget dinikmati sambil hujan.