Malam Rasa Malang: 7 Suapan Hangat di Bawah Lampu Jalan

Jajananmalang.com - Malam di Malang tak hanya soal udara dingin yang menembus jaket, tapi juga tentang aroma sate, nasi jagung hangat, dan kopi tubruk dari pinggir jalan yang memanggil setiap lidah untuk bersandar sejenak. Di balik gelapnya malam, ada rasa yang menyala. Inilah tujuh kuliner khas Malang malam hari yang harus kamu cicipi—lengkap dengan tempat, jam buka, dan kisahnya.

Rasa kuliner Malang


1. Sate Gebug – Empuknya Tradisi Sejak 1920

📍 Jl. Jenderal Basuki Rahmat No.113A
🕒 Buka: 18.00 – 22.00
💸 Harga: Rp40.000 – Rp60.000

Sate ini punya tekstur unik: daging sapi di-"gebug" atau dipukul dulu agar empuk, lalu dibakar tanpa bumbu kacang—hanya garam dan sedikit kecap. Rasanya? Luar biasa sederhana tapi menohok. Dulu dikenal hanya oleh warga sekitar, kini jadi buruan wisatawan.


2. Nasi Jagung Cak Mat – Hangatnya Malam, Gurihnya Tradisi

📍 Jl. Zainul Arifin, dekat Pasar Besar Malang
🕒 Buka: 19.00 – 00.00
💸 Harga: Rp12.000 – Rp15.000

Satu suapan nasi jagungnya seperti mengirimmu ke masa kecil. Sambalnya bikin nagih, apalagi jika dipadukan dengan peyek dan tempe goreng. Cak Mat sudah jualan sejak 1998, dan hingga kini, warungnya tetap ramai pengunjung. Ini bukan sekadar makan, ini ritual malam Malang.

Rasa kuliner Malang

3. Pos Ketan Legenda 1967 – Manisnya Kenangan di Alun-Alun Batu

📍 Alun-Alun Kota Batu
🕒 Buka: 16.00 – 01.00
💸 Harga: Rp10.000 – Rp20.000

Meski secara administratif berada di Batu, ketan ini tak pernah absen dari daftar kuliner malam Malang Raya. Variannya banyak: ketan bubuk, ketan susu keju, hingga ketan durian. Pos ini jadi titik temu antara rasa lama dan kekinian, di bawah lampu Alun-Alun yang tak pernah padam.


4. Tahu Telor Pak Man – Gurih, Renyah, Malang Banget

📍 Jl. Simpang Wilis Indah No.20
🕒 Buka: 18.30 – 23.00
💸 Harga: Rp18.000 – Rp25.000

Tahu telor yang satu ini disajikan dengan lontong dan bumbu kacang kental khas Madura-Malang. Telur digoreng crispy, dipotong kasar, lalu disiram bumbu kacang yang legit. Tambahkan kerupuk udang besar dan rawit, maka malam jadi lengkap.

Rasa kuliner Malang

5. Cwie Mie Malang Haji Giman – Mie Tengah Malam yang Bikin Rindu

📍 Jl. Kawi Atas No.23
🕒 Buka: 17.00 – 00.00
💸 Harga: Rp15.000 – Rp25.000

Cwie mie Malang punya karakter halus dan ringan, cocok disantap malam hari. Haji Giman sudah berjualan sejak era 80-an. Ayam cincangnya padat rasa, sambal khasnya pedas menggoda. Kadang ada rawon dan bakso juga, tapi mie-nya tetap primadona.


6. Warung Kopi Kongca – Tempat Nongkrong Rasa Nostalgia

📍 Jl. Semeru No. 12
🕒 Buka: 17.00 – 02.00
💸 Harga: Rp8.000 – Rp25.000

Bukan sekadar tempat ngopi. Kongca menyajikan kopi tubruk, kopi jahe, hingga camilan klasik macam pisang goreng gula merah dan roti jadul. Suasananya khas tahun 80-an, dengan kursi kayu dan lampu kuning remang. Cocok untuk menutup malam dengan tenang.


7. Bakso Bakar Pak Man – Pedasnya Malam, Gurihnya Melekat

📍 Jl. Diponegoro No.19A, Malang
🕒 Buka: 18.00 – 22.00
💸 Harga: Rp10.000 – Rp30.000

Bakso dibakar pakai arang, disiram bumbu kecap dan cabai. Setiap gigitan menghadirkan ledakan rasa. Pak Man jadi ikon kuliner malam karena sensasi uniknya. Tempat ini sering ramai anak muda, termasuk yang habis nongkrong atau kuliah malam.


🔗 Bonus Rasa: "Konveksi Murah Surabaya"

Ngomongin kuliner nggak bisa lepas dari gaya hidup lokal. Di Malang, banyak mahasiswa dan pelaku UMKM yang sambil kulineran juga nyari referensi konveksi murah Surabaya buat cetak jaket komunitas atau kaos acara. Unik memang, kadang satu malam bisa jadi ajang cicip rasa sekaligus cari kebutuhan gaya dan bisnis.


📍 Tips Menikmati Kuliner Malam di Malang

  • Datang lebih awal: Banyak warung cepat habis sebelum jam tutup.
  • Bawa uang tunai: Beberapa tempat belum menyediakan QRIS atau pembayaran digital.
  • Jangan ragu tanya warga: Warung kaki lima terbaik sering tidak muncul di Google Maps.

📚 Penutup: Malang Tak Pernah Tidur

Malang memang dingin, tapi kulinernya justru hangat dan penuh rasa. Dari nasi jagung sederhana sampai bakso bakar yang membakar lidah, malam di kota ini selalu punya cerita. Dan seperti kopi tubruk Kongca yang tak pernah berubah rasanya, Malang tetap memeluk kita dengan kenangan dan rasa yang tak pernah usang.

 

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel