Malam Menyala di Malang: 7 Kuliner yang Cuma Nongol Setelah Senja
Dan buat kamu yang lagi cari baju seragam, kaos distro, atau kebutuhan sandang partai besar, cek juga konveksi murah Surabaya yang terpercaya dan terjangkau.
![]() |
Rasa kuliner Malang |
1. Nasi Goreng Mawut Dinoyo: Semrawut Tapi Juara Rasa
Di Jalan MT Haryono, sekitar gang kecil dekat kampus, ada
satu tempat yang nggak pernah sepi: Nasi Goreng Mawut Dinoyo. Porsinya besar,
isiannya banyak, dan yang paling penting: dimasak dengan api besar ala kaki
lima.
Pengalaman pribadi: “Waktu itu saya mampir ke sana
jam 10 malam. Awalnya cuma iseng karena lapar, tapi begitu disajikan, aroma
nasi mawutnya menggoda banget. Gurih, pedasnya pas, dan uniknya ada topping
kerupuk udang yang meleleh kena panas. Mas-mas yang masak katanya udah 15 tahun
jualan di situ.”
2. STMJ Tawangmangu: Hangat yang Menempel di Ingatan
Buka dari jam 9 malam hingga subuh, STMJ Tawangmangu adalah
sahabat para pelajar, sopir, dan pekerja malam. Susu, telur, madu, dan jahe
dicampur langsung di atas tungku tanah liat, menciptakan aroma khas yang hangat
hingga dada.
“Setiap kali ke Malang, saya pasti nyempetin ke sini. STMJ-nya nggak bikin eneg, dan tempatnya adem. Kadang ngobrol sama orang asing yang duduk sebelah. Katanya, ini tempat nongkrong wajib sejak tahun 90-an.”
![]() |
Rasa kuliner Malang |
3. Bakso Bakar Pak Man: Beda Sendiri, Tapi Jadi Favorit
Kalau biasanya bakso direbus, di sini malah dibakar dengan
bumbu kecap manis dan cabai. Terletak di Jalan Diponegoro, Bakso Bakar Pak Man
selalu ramai mulai sore hingga malam.
Rahasia rasanya ada di proses pemanggangan dan bumbu rahasia
yang katanya udah turun-temurun. Dagingnya padat, kenyal, dan sedikit
gosong—justru di situlah nikmatnya.
4. Rawon Nguling: Legenda Rasa Tengah Malam
Buat yang cari makanan berat dengan rasa dalam, Rawon
Nguling buka hingga malam di sekitar Jalan Zainul Arifin. Kuahnya hitam pekat
tapi bersih, dengan aroma kluwek yang dalam dan daging yang empuk.
Di salah satu review pengunjung: “Saya datang sekitar jam 11
malam, habis turun dari kereta. Ternyata masih buka. Kuahnya hangat banget,
dagingnya nggak keras, dan yang bikin spesial: sambal dan kerupuk udangnya
bener-bener ngangkat rasa rawon.”
5. Ronde Titoni: Bulat-Bulat Hangat di Tengah Dingin
Malang
Kalau suhu turun dan jaket mulai dibutuhkan, wedang ronde
adalah jawabannya. Ronde Titoni di Jalan Zainul Arifin sudah eksis sejak 1948.
“Nenek saya dulu sering ajak ke sini. Sekarang saya ajak
anak saya. Rasa jahenya tetap membakar tenggorokan dengan nikmat, dan ronde-nya
kenyal. Ini bukan sekadar minuman, tapi ritual malam keluarga kami.”
6. Angsle Sempu: Putih, Manis, dan Mengingatkan Rumah
Angsle sering disebut 'ronde versi manis'. Di kawasan Sempu,
angsle disajikan dengan potongan roti, petulo, kacang hijau, dan kuah santan
hangat. Rasanya menenangkan, seperti pelukan malam.
Menurut pedagangnya, dia sudah berjualan sejak 2005 dan
punya pelanggan tetap dari luar kota yang tiap mudik pasti mampir.
7. Sate Gebug: Gebugan Rasa yang Tak Terlupakan
Terakhir tapi wajib dicoba, Sate Gebug di Jalan Jenderal
Basuki Rahmat. Bukanya dari sore sampai malam, dan yang bikin beda: potongan
dagingnya besar, dipukul-pukul hingga gepeng (makanya disebut 'gebug'), lalu
dibakar dengan bumbu khas.
“Sekali makan di sini, pasti ketagihan. Dagingnya juicy, nggak alot, dan bumbunya meresap. Bahkan waktu saya bawa teman dari luar kota, mereka pesan dua porsi langsung.”
![]() |
Rasa kuliner Malang |
✨ Bonus Tips: Makan Nyaman Malam
Hari di Malang
- Selalu
bawa uang tunai, beberapa tempat belum menerima QR atau kartu.
- Pakai
jaket! Malang malam hari bisa mencapai suhu 17 derajat.
- Datang
lebih awal untuk kuliner hits seperti Pak Man atau Titoni—antriannya bisa
panjang.
🔁 Rekomendasi Tautan
Bermanfaat
Kalau kamu sedang mencari rekomendasi kuliner siang hari
atau oleh-oleh dari Malang, bisa cek juga artikel kami tentang:
- Cicip
Cerita: 9 Suapan Penuh Kenangan
- 13
Oleh-oleh Wajib Bawa Pulang Saat Mudik
Dan kalau kamu butuh jasa konveksi murah Surabaya
untuk cetak kaos komunitas kuliner atau seragam warung, kami rekomendasikan
vendor yang sudah terbukti hasil dan harganya!
📌 Penutup
Kuliner malam di Malang bukan cuma soal kenyang. Ia adalah
cerita, hangatnya interaksi, dan warisan rasa dari generasi ke generasi. Dari
gerobak sederhana hingga warung legendaris, semua punya kisah yang bisa kamu
cicipi.
Malam sudah tua. Tapi kuliner Malang baru saja menyala.