Kulineran Rasa Asli Jawa: Jelajah 7 Tempat Makan Autentik yang Bikin Kangen Blitar
Dalam eksplorasi ini, kami mendatangi langsung warung-warung yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga mengisahkan. Dari soto yang melegenda hingga es pleret yang menyegarkan, semua kami rangkum dengan detail: lokasi, jam buka, harga, hingga cerita dari pemiliknya.
![]() |
Kulineran |
1. Soto Daging Bok Ireng – Soto dengan Aroma Kayu Bakar
- Alamat:
Jl. Anggrek No.17, Kademangan, Blitar
- Jam
buka: 06.00 – 13.00 WIB
- Harga:
Rp18.000 – Rp25.000/porsi
Soto daging Bok Ireng bukan sekadar soto biasa. Aroma asap
dari tungku kayu membumbung begitu kamu memasuki area warungnya. Pak Gino,
pemilik warung ini, menceritakan, “Kami tetap pakai kayu bakar supaya rasa dan
aromanya beda. Ini resep dari ibu saya, sejak tahun 1974.”
Disajikan dengan sambal bawang yang pedas menggigit dan
potongan daging sapi yang lembut, seporsi soto di sini bisa membuatmu terdiam
beberapa saat—mencoba menangkap semua kompleksitas rasanya.
2. Warung Mbok Nah – Nasi Ampok & Lodeh Tempe Bosok
- Alamat:
Dusun Ngadri, Sananwetan, Blitar
- Jam
buka: 07.00 – 12.00 WIB
- Harga:
Rp10.000 – Rp15.000
Warung ini menyajikan masakan rumahan ala Jawa kuno. Menu
andalannya adalah nasi ampok (olahan jagung tumbuk) yang dipadukan dengan lodeh
tempe bosok. Meski namanya "bosok" (busuk), rasanya justru gurih dan
legit.
“Kalau tempe-nya belum seminggu, saya nggak mau masak. Kurang sedep,” kata Bu Nah sambil tertawa. Beliau sudah jualan sejak 1993 dan hanya memasak tiga menu berbeda setiap harinya. Tempat ini cocok bagi kamu yang ingin merasakan kulineran khas Blitar yang otentik dan hampir punah.
![]() |
Kulineran |
3. Depot Es Pleret Pak Min – Legenda yang Selalu Ramai
- Alamat:
Jl. Kalimantan No.14, Kepanjenkidul, Blitar
- Jam
buka: 10.00 – 17.00 WIB
- Harga:
Rp8.000/cup
Es pleret adalah minuman legendaris Blitar yang mulai sulit
ditemukan. Teksturnya lembut, sedikit kenyal, mirip dengan mochi, tapi dengan
rasa santan dan gula merah yang kuat. Di warung Pak Min, es pleret disajikan
dengan es serut dan sirup pandan.
“Bahan dasarnya tepung beras, tapi ada proses fermentasi kecil yang bikin rasa pleret makin khas,” jelas Pak Min, generasi ketiga dari keluarga penjaja es pleret sejak 1960-an.
![]() |
Kulineran |
4. Lesehan Pecel Mbok Bari – Pedas, Segar, dan Selalu
Ramai
- Alamat:
Jl. Dr. Wahidin No.11, Blitar Tengah
- Jam
buka: 06.00 – 10.00 WIB
- Harga:
Rp7.000 – Rp13.000
Pecel di sini terkenal karena sambalnya yang benar-benar
pedas, dibuat dengan kencur segar. Mbok Bari, sang pemilik, menjualnya langsung
dari rumah dengan konsep lesehan. “Saya tumbuk bumbu pecel sendiri tiap pagi,
pakai cobek batu. Kalau pakai blender, rasanya beda,” ungkapnya.
Aneka lauk seperti tempe mendoan, telur ceplok, dan kerupuk
gendar menjadi pelengkap sempurna. Kalau kamu datang setelah jam 9 pagi,
bersiaplah kehabisan.
5. Rawon Mbok Darmi – Gelap Pekat, Rasa dalam
- Alamat:
Jl. Mayjen Sungkono No.22, Blitar Timur
- Jam
buka: 18.00 – 23.00 WIB
- Harga:
Rp20.000 – Rp30.000
Rawon Mbok Darmi adalah salah satu spot kuliner malam paling
dicari. Rawon disajikan dalam mangkok kecil, dengan irisan daging yang tebal
dan empuk. Warna hitam pekat berasal dari kluwek murni yang digiling halus.
“Kuncinya, kluweknya harus yang tua dan hitam betul. Kalau
enggak, kuahnya pahit,” kata cucu Mbok Darmi yang kini meneruskan usaha ini.
6. Warung Sego Tempong Cempluk – Pedasnya Bikin Merem
Melek
- Alamat:
Jl. Tlogo No.5, Blitar Selatan
- Jam
buka: 11.00 – 21.00 WIB
- Harga:
Rp12.000 – Rp25.000
Sego tempong adalah nasi dengan sambal super pedas yang
“menampar” lidah, lengkap dengan sayur rebus dan ayam goreng atau ikan asin. Di
Warung Cempluk, porsi sambalnya tidak main-main—bisa bikin kamu berkeringat
meski makan malam.
Menurut Cempluk, sang pemilik warung, “Sambalnya pakai 3
jenis cabai, ada yang dari ladang sendiri. Nggak pakai pengawet sama sekali.”
7. Angkringan Kopi Jowo Pak Broto – Tempat Nongkrong
Bernuansa Etnik
- Alamat:
Jl. Merdeka Barat No.50, Blitar
- Jam
buka: 16.00 – 23.30 WIB
- Harga:
Rp5.000 – Rp20.000
Meski namanya angkringan, tempat ini menawarkan suasana yang
hangat dan penuh budaya. Kamu bisa memilih menu seperti nasi kucing, sate usus,
tahu bacem, hingga wedang jahe. Interiornya dihiasi ornamen kayu, wayang kulit,
dan lukisan tokoh pewayangan.
“Kami ingin pengunjung bisa merasakan suasana Jawa yang
santai, bukan cuma makanan,” ucap Pak Broto yang dulunya seniman wayang. Setiap
malam Sabtu, ada pertunjukan akustik dengan lagu-lagu keroncong dan campursari.
Kulineran di Blitar bukan sekadar mencicipi makanan, tapi
juga menyelami cerita, budaya, dan keramahan lokal. Masing-masing tempat
memiliki kekuatan pada detail: bahan lokal, proses tradisional, serta interaksi
hangat antara penjual dan pembeli.
Dengan mengeksplorasi warung seperti ini, kita tak hanya
menambah daftar makanan favorit, tetapi juga mendukung warisan rasa yang sudah
dijaga lintas generasi.