Dari Rel Sampai Lereng: Jelajah Rasa Makanan Malang yang Tak Terlupakan

Jajananmalang.com - Jika ada satu tempat yang mendefinisikan makanan Malang, Bakso President adalah jawabannya. Terletak persis di sebelah rel kereta api, warung ini menyuguhkan sensasi makan yang tak biasa. Ketika kereta lewat, getarannya terasa hingga ke meja makan.

Saya menyantap semangkuk bakso campur di sini: bakso urat, siomay, gorengan, tahu, dan tentu saja tetelan sapi yang melimpah. Kuah kaldunya kuat dan tidak menyisakan rasa MSG yang menyengat. Saat berbincang dengan penjaga kasir, ternyata kuahnya direbus minimal 5 jam dengan tulang sapi.

📍 Bakso President, Jl. Batanghari No.5, Rampal Celaket.


Kuliner



Rawon Nguling: Aroma Hitam yang Menggoda

Sebelum fajar, saya mendatangi Rawon Nguling, warung legendaris yang konon sudah eksis sejak era kolonial. Warna hitam pekat kuahnya berasal dari kluwek, dan disajikan bersama empal goreng dan sambal terasi khas Jawa Timur.

Setelah suapan pertama, yang terasa adalah kombinasi rempah yang seimbang dan aroma sangrai yang khas. Tidak berlebihan jika tempat ini dianggap ikon kuliner tradisional Malang. Menurut pengelola, kluwek harus difermentasi selama 3 hari sebelum digunakan agar rasa pahitnya hilang.

📍 Rawon Nguling, Jl. Zainul Arifin No.62, Klojen.


Cwie Mie di Gang Pulosari

Berbeda dengan mie ayam biasa, Cwie Mie khas Malang disajikan dengan ayam cacah putih tanpa kecap dan kerupuk pangsit renyah. Saya mencobanya di Gang Pulosari, tempat tersembunyi di antara rumah penduduk. Mie-nya tipis dan kenyal, dibuat harian oleh pemilik warung.

Saya berbincang dengan Bu Yani, pemilik generasi ketiga. Ia bilang resep mie ini diwariskan turun-temurun dan tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali. Pangsitnya digoreng hanya sekali per hari untuk menjaga kerenyahan alami.

Kuliner

Sego Goreng Mawut di Hawa Dingin Batu

Malam hari di Batu, dinginnya udara cocok ditemani sepiring nasi goreng mawut. Campuran mie dan nasi goreng ini terasa akrab di lidah namun berbeda karena penggunaan bumbu Jawa yang khas. Saya menemukannya di sebuah warung tenda dekat Alun-Alun Batu.

Sambil makan, saya diajak ngobrol dengan penjualnya, Mas Gufron, yang mengaku belajar dari ibunya sejak kecil. “Kami pakai cabai segar dan bumbu halus, bukan bumbu instan, Mas,” katanya bangga. Satu porsi hanya Rp15.000—murah dan memuaskan.


Tempe Mendol dan Jajanan Pasar di Pasar Besar

Pagi hari di Pasar Besar Malang, saya mencicipi tempe mendol hangat yang baru digoreng. Tempe ini tidak seperti tempe biasa. Dibuat dari tempe semangit (hampir busuk), lalu dibumbui dengan kencur, lengkuas, dan cabai.

Rasanya kuat dan cocok dijadikan lauk atau camilan. Tidak jauh dari situ, ada penjual jajanan pasar yang menjual klepon isi gula merah dan lupis dengan parutan kelapa segar.

📍 Pasar Besar Malang, Jl. Pasar Besar, Sukoharjo.


Soto Ayam Lombok: Sejak 1955

Soto Ayam Lombok adalah legenda lain di Malang. Nama "Lombok" bukan berasal dari pulau, tetapi dari nama jalan tempat asal pertama warung ini. Kuahnya kuning gurih, dengan suwiran ayam kampung, telur rebus, dan koya.

Saya memesan soto lengkap, duduk di bangku kayu panjang yang usianya mungkin sudah lebih tua dari saya. Pelayan menceritakan bahwa warung ini dulu hanya berupa gerobak dorong. Kini, menjadi tujuan utama turis.

📍 Jl. Lombok No.1, Klojen.


Pecel Kawi dan Rasa Nostalgia

Jika Anda menginginkan sarapan sehat, Pecel Kawi adalah jawabannya. Kombinasi nasi hangat, sayuran rebus, rempeyek, dan sambal kacang yang sedikit manis menciptakan rasa yang menenangkan. Di sinilah saya menyadari, bahwa makanan Malang tidak hanya soal rasa—tapi juga kenangan.


Nasi Buk Madura: Cita Rasa Tengah Malam

Di kawasan Blimbing, banyak penjaja nasi buk berjualan dari jam 10 malam hingga dini hari. Saya duduk di bangku plastik, dikelilingi orang-orang yang baru pulang kerja atau kuliah. Porsi nasi dengan empal suwir, sayur nangka muda, dan kuah santan merah jadi teman begadang yang sempurna.


Ceker Setan di Kaki Lima

Untuk pencinta pedas, ceker setan Malang adalah ujian sejati. Di salah satu warung kaki lima dekat Jalan Jakarta, saya mencoba 5 ceker bersaus merah dengan level pedas maksimal. Rasanya menyiksa tapi bikin nagih.


Terhubung dengan “Makanan Malang”

Ingin daftar lengkap dan panduan lokasi kuliner khas lainnya? Anda bisa kunjungi website makanan Malang untuk informasi terbaru, ulasan, dan video perjalanan rasa dari setiap sudut kota Malang.

 

Share

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel